Hijir Ismail terletak di sebelah utara Kaabah, bentuknya setengah bulatan. Hijir Ismail dibangun Nabi Ibrahim sebagai tempat berteduh sewaktu membangun Kaabah.
Awalnya, Hijir Ismail termasuk dalam bagian Kaabah. Karena kekurangan biaya, mereka mengurangi bangunan Kaabah.
Hijir Ismail ini menjadi salah satu tempat kesukaan jemaah haji untuk dikunjungi. Kerana, lokasi ini adalah salah satu tempat mustajab untuk berdoa. Dan dianjurkan melakukan solat sunat di sana.
Mengenai awal mula dikenal istilah Hijir sendiri terdapat dua cerita yang berbeda.
Cerita pertama mengatakan bahawa Hijir adalah Hujrah, iaitu kamar yang digunakan Nabi Ismail beristirahat saat membangun Kaabah. Cerita lainnya mengatakan bahwa Hijir adalah perkuburan Nabi Ismail.
Terhadap dua sumber ini pakar sejarah Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury lebih menguatkan pada cerita pertama. Apalagi jika dikatakan bahwa Hijir adalah perkuburan Nabi Ismail.
"Maka itu mustahil karena jenazah para Nabi tidak akan rusak, padahal dahulu ketika direnovasi oleh Quraisy dan di waktu lain dibangun oleh Abdullah bin Zubair, di bawahnya tidak didapati jenazah Nabi Ismail. Dan Andaikan itu kuburan, maka perkuburan tidak boleh diinjak dan diduduki.
Penjaga Masjidil Haram tidak terlalu memberi kesempatan bagi para penziarah untuk memasuki bahagian dalam Kaabah. Hanya kabilah dan orang-orang penting atau tetamu negara yang diperkenankan masuk.
"Kunci Kaabah saat ini dipercayakan pada Syaikh Shalih bin Zainal Abidin. Penyerahannya baru dilakukan 1 Muharram 1436 H setelah pemegang sebelumnya yakni Syaikh Abdul Qadir bin Thaha meninggal dunia,"hujarnya.
Keduanya berasal dari kabilah asy-Syabi, dan kini Syaikh Shalih adalah pemegang kunci Kaabah ke-109 terhitung sejak pembebasan kota Makkah (Fathu Makkah). Sejak dulu, bahagian dalam Kaabah digunakan oleh bangsa Quraisy untuk menyimpan barang berharganya. Hingga kini pun di dalam Kaabah masih tersimpan barang-barang peninggalan kuno seperti bekas dan lainnya
Beberapa sahabat ada yang tidak diizinkan oleh Rasulullah SAW masuk ke dalam Kaabah dan menunaikan solat di dalamnya. Bahkan Aisyah RA, istri Rasulullah juga dilarang.
Dalam sebuah hadith, dari Aisyah RA berkata: 'Saya dahulu ingin masuk ke dalam Baitullah dan salat di dalamnya, maka Rasulullah memegang tangan dan membawaku masuk ke dalam Hijir lalu bersabda: 'Solattlah di dalam Hijir jika engkau ingin masuk ke dalam Baitullah, karena sesungguhnya Hijir itu adalah sebahagian dari Baitullah. Akan tetapi kaummu (Quraisy) kekurangan pembiayaan ketika membangun Kaabah (membaik pulih) sehingga mereka terpaksa mengeluarkannya dari Baitullah' (Sunan Abu Dawud: 2030).
"Solat di dalam Hijir hukumnya sama dengan solat di luar Kaabah. Tidak terdapat keutamaan khusus dari solat di luar Kaabah, akan tetapi jika seseorang ingin merasakan solat di dalam Kaabah, maka Hijir boleh menjadi alternatifnya.